Minggu, 20 November 2011

Ibu Sayang Kita (Naskah Drama bertemakan Ibu)


Ibu Sayang Kita
                        (Terlihat seorang gadis yang berjalan mantap, matanya menuju satu sudut yaitu album tua di atas meja yang berdebu itu. Ia membuka tiap halamanya. Berbagai ekspresi terlihat di wajahnya.)
Gadis           : “Tidak kusangka, dulu tanganku terlihat semungil di paras ibuku. Ibu itu seperti malaikat penjaga kita. Saat kita berbuat salah, aku yakin dia akan membelanya.”
                        (Terlihat adik kakak yang sedang bermain bola.)
Adik                : “Ah kakak, berikan bolanya pada adik.” (kejar kejaran)
Kakak              : “Nih tangkap kalau bisa.” (menghindari dan melempar bola sangat tinggi)
                        (Tiba-tiba terdengar suara kaca pecah)
Tante Sebelah : “Woi anak nakal !mecahin kaca orang aja bisanya sini kalian!”(Sambil menarik mereka dan memukulinya )
Adik                : “Maafkan kami tante. Kami tidak sengaja Aduh . . . Aduh.”
Kakak              : “Iya Tante a . . a . .a.” (kesakitan)
Tente Sebelah             : “Ga ada Urusan ! Apa dengan kata maaf kaceku bisa kembali ? Ha!”
                        (Ibu Datang)
Ibu A&K         : “Kau apakan anakku? Jangan sakiti mereka! Apa salah mereka !”
A&K               : “Ibu !” (berlindung dibalik ibunya)
Tante Sebelah : “Eh . . .Eh . . Eh. ibunya datang langsung kabur ! Apa anak – anak nakal ini akan terus kau bela ? Lihat kaca jendelaku pecah gara-gara Bola Ini ! (melempar ke depan ibunya)
Ibu A&K         : “Mereka kan masih kecil, tidak baik jika kau memukulinya. Lagi pula mereka kan masih kecil. Adik coba jelaskan ke Ibu ?”
Adik                : “Maafkan kami bu. Kami benar-benar tidak sengaja, kami hanya bermain bola di lapangan. Tidak sengaja bola nya melambung terlalu tinggi bu !”
Tante Sebelah : “Terserah apa katamu. Lalu siapa yang mengganti kacaku. Aku butuh Duit!”
Ibu A&K         : “Maafkan kedua anakku yang tak sengaja. Dan aku akan menggatinya !” (Jap.Ver)
_______________
Gadis           : “Walaupun kita salah ibu tetap membela kita. Ia pasti akan berkorban demi kita. Tapi jangan Sampai kita Durhaka kepadanya karena ia pasti akan murka.”
Ibu Malin        : “Malin anakku ini ibu anakku, apa kau lupa dengan ibu nak ?”
Malin               : “Aku ini pemuda kaya dan tampan! Mana mungkin aku memiliki ibu seperti kau! Kau Tua, Jelek, Miskin dan Tampak seperti pengemis !”
Ibu Malin        : “Tapi benar anakku, aku adalah ibu yang melahirkan dan membesarkanmu. Walau aku miskin dan hanya seorang pencari kayu bakar aku tetap Ibumu !”
Malin               : (mendorong ibunya) Ibu apanya aku tak sudi punya Ibu seperti Kau ! (cuih = meludah).
Ibu Malin        : “Kenapa kau meperlakukanku seperti ini ? Kau anak Durhaka ! Tidak menganggap ibumu sendiri ! Ku kutuk Kau Malin ! ! ! (gemuruh petir)
Malin               : “Tidak !!!!” (bersujud dan menjadi patung)
_______________
Gadis           : “Jangan sekali – kali kau tidak mengakui ibumu! Karena ibu adalah orang yang melahirkan dan membesarkanmu. Tapi walaupun ibu telah murka karena kita durhaka atau mengecewakanya. Ia tetap tidak akan tega dengan kita . . .Anaknya. . . ” (Jap.Ver)
Pria                  : “Ibumu kan sudah tua, apa kau akan terus merawatnya ?”
Anak               : “Aku juga tidak tahu, kerjaan saja tidak punya. Jangankan untuk merawat ibuku, untuk diriku sendiri saja susah !”
Pria                  : “Sepertinya kau harus meniru orang-orang di daerah ini. Karena Ibumu sudah tua kau tinggalkan ibumu saja di hutan !”
Anak               : “Apa tidak apa-apa? Baik, akan ku cobanya!”
                        ( Anak kembali ke rumah dan menemui ibunya)
Anak               : “Ibu aku ingin mengajak mu ke suatu tempat.”
Ibu tua            : “Huk huk huk . . . Baiklah anakku!”
            (Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.)
Anak               : “Bu Kita sudah sampai di sini !” (wajahnya seperti tidak tega)
Ibu Tua           : “Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Uhuk uhuk uhuk (batuk keras)
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”
Anak               : “Ibu maafkan aku ! (menangis ) Aku berjanji ibu ! Aku akan menjaga dan terus merawatmu ! Aku sangat menyayangimu”
ibu tua            : “Iya anakku ! Ibu memafkanku. Dan Ibu sangat menyayangimu. (berpelukan)  (Jap. Ver)
_______________
Gadis           : “Itulah ibu kita. Walaupun kita telah mengecewakanya ia tetap menyayangi kita. Bahkan Ia rela membantu anak yang telah membuangnya. Ia patahkan ranting-ranting itu untuk petunjuk anaknya pulang _agar tidak tersesat_.Tapi kita hanya bisa menyakitinya ? Menyakiti orang yang menyayangi kita dari kecil. Kita harus bisa menjaga dan merawatnya dengan ikhlas. Walau bagaimanapun keadaanya.”
Si Anak           : “Kasihan Ibuku, ibuku lumpuh. Ayahku jahat ia meninggalkan kami di sini. Aku harus merawat ibuku. Karena aku sangat menyayanginya! Dan ia adalah hartaku yang berharga”
Ibu Si Anak     : “Anakku rasanya ibu haus sekali. Bisakah kau ambilkan air untuk ibu.”
Si Anak           : ”Iya ibu. Ibu tunggu sebentar ya!”(mengambil teh dan kembali menemui ibunya) Ini ibu ! (memijati kakinya)
Ibu Si Anak     : (meminum teh nya) “Maafkan ibu anakku ibu tidak bisa merawat dan menyekolahkanmu. ibu hanya bisa tergeletak tak berdaya di sini! (menangis)
Si Anak           : “Sudahlah ibu. Inilah tugasku sebagai anak. Aku tidak aklan bisa membalas jasa-jasamu ibu. Hanya hal sekecil ini yang bnisa ku lakukan!”
Ibu Si Anak     : “Anakku maafkan ibu nak! Terimakasih atas baktimu pada Ibu !”
_______________
Gadis           : “Itulah ibu Ibu sangat sayang pada kita. Apapun yang kita lakukan tidak akan bisa membalas jasanya !” (Jap Ver)
Gadis           : “Kasih Ibu memang Sepajang Masa. Ia berkorban demi merawat kita. Bisakah kita membalasnya. Hanya kata itu, kata “BANGGA” yang bisa sedikit membayar jutaan tetes peluhnya. Segeralah temui ibumu dan katakan --Aku berjanji pasti akan membanggakanmu, dan Aku sangat mencintaimu, Bu !-”
Orang Gila      : (Hanya tampak suara) “Anakku . . . Anakku. Di mana kau nak Ibu mencarimu ! Kemari nak !
Gadis               : “Iya Bu (berbalik) Ha . . . (Kaget)!
Orang Gila      : “Kamu Anakku ?! Sini Nak ! (ingin memeluk)
Gadis               : “Tidak kau bukan ibuku dan Aku bukan Anakmu ! Awas ada Orang Gila  cari anak !” (kabur)
Orang Gila      : “Anak ku jangan kau tinggalkan ibu nak ! Hu hu hu (nangis) Hahahah (ketawa) Makanya jangan Durhaka sama ibumu nanti kamu jadi batu. Ga bisa Gerak ! Belum kalau kamu nakal dapat dosa nanti ! jangan sekali – kali kalian jahat sama ibu. (tegas) tau kenapa ? Karena ibu sudah mempertarukan nyawa untuk melahirkankanmu. Capek merawatmu. Berdoa tiap malam untuk masa depanmu. Pokoknya Pengorbanan ibu itu banyak. Kalau kamu tidak suka ibumu jadi anakku saja, Gi mana ? . . . Sini sini sama Tante. Tapi Dimana anakku  . . . (nangis) ANAKKU . . . ANAKKU . . .” (kabur)
RANee
Pemain             


Gadis                    :
Adik                     :
Kakak / Pria      :
Tante Sebelah    :
Ibu A& K           :
Malin Kundang                :
Ibu Malin             :
Anak                    :
Ibu Tua                 :
Si Anak                :
Ibu Si Anak        :
Orang Gila         :



1 komentar:

Total Tayangan Halaman